Sunday, October 17, 2010

Pengalaman Spritual di Area Pesarean Kanjeng Sunan Ampel

Tepatnya kemarin malam, malam Jum'at Legi kami beserta rombongan jama'ah Majelis Dzikir Ash-Habul Karomah  setiap malam Jum'at Legi mengadakan Dzikir di area pesarean Kanjeng Sunan Raden Rahmatullah (Sunan Ampel) Surabaya, ada beberapa peristiwa yang dapat dirasakan dan dialami oleh setiap orang dan ada pula peristiwa  diluar jangkauan akal pikir manusia yang tidak semua orang merasakan dan mengalami peristiwa tersebut.
 
Kami beserta rombongan mau memasuki tol Suramadu diguyur hujan yang sangat lebat sehingga jarak pandang berkendara pada saat itu lk. 15-20 m, sehingga laju kendaraan sangat lambat, biasanya jarak tempuh Pamekasan-Surabaya ditempuh 2 ‎‎- 2,5 jam, namun kali ini membutuhkan waktu yang agak lama sekitar 3 jam.


Setelah sampai di pelataran parkir sisi barat hujan turun mulai berangsur-angsur reda sampai tidak ada tetesan air hujan yang turun, mungkin hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada orang-orang yang selalu mengharap ridla dan ampunan serta selalu mengingat-Nya disaat orang-orang tidur pulas setelah seharian melaksanakan rutinitasnya dan disibukan oleh berbagai aktifitas lainnya. Kurang lebih pukul 01.00, kami beserta rombongan dalam posisi berdiri mengucapkan salam kepada Ahli Kubur utamanya Kepada Kanjeng Sunan Ampel beserta kerabatnya dan ahli kubur lainnya, kami duduk merenung sejenak kemudian kami memulai pelaksanaan dzikir diawali dengan tawassul Suat al-Fatihah diteruskan dengan pembacaan surah Yasin dan Istighatsah serta ditutup dengan pembacaan do’a.
 
Pada pertengahan dzikir dilaksanakan ada beberapa hal kejadian yang aneh, yaitu berhembuslah angin disertai dengan bau wewangian berupa wangi dupa yang wanginya tidak kami kenal selama ini. Dengan kejadian itu, kami berserta rombongan yang mengalami dan yang dapat merasakan kejadian tersebut merasa terharu sehingga tidak  terasa air mata berlinang-linang lama-kelamaan berjatuhan kepangkuan sehingga menambah kekhusukan kami berdzikir.

Pelaksanaan dzikir hampir selesai dengan tidak disengaja kami menengadah ke langit lantas dikejutkan pula oleh kejadian aneh, yaitu langit yang selama ini warna biru sesekali diselimuti awan putih, namun warna langit pada saat itu berbeda dengan warna biasanya berubah warna merah kekuning-kuningan. Tepat pukul 02.30 pelaksanaan dzikir berakhir diakhiri dengan pembacaan do’a, lalu kami beserta rombongan beranjak dari tempat duduk, turun lagi hujan yang sangat deras dan lebat mengiringi kepulangan kami dari Surabaya ke Pamekasan.

Dari beberapa kejadian aneh yang telah kami alami, modah-modahan tidak menjadi isyarat buruk bagi kami khususnya dan manusia umumnya, tetapi menjadi sebuah perenungan dan peringatan bagi kami. Berapa banyak kejadian-kejadian di negeri ini berupa fenomena alam telah menimpa kehidupan manusia dan tidak sedikit pula manusia menjadi korban tiada lain  disebabkan oleh rusaknya ekosistem dan tata kehidupan manusia di muka bumi.

Hai manusia sadarlah...! bahwa kejadian-kejadian seperti banjir bandang, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung, gunung meletus, cuaca ekstrim dan kejadian-kejadian lain adalah bentuk akibat dari ketidak harmonisan para penghuni bumi, sehingga satu sama saling bersinggungan dan berbenturan sehingga menimbulkan bencana dan petaka. Apakah hal ini merupakan suatu hukuman atau peringatan Sang Pencipata Allah SWT. bagi manusia?

No comments:

Post a Comment